Sungaipenuh, Warta Satu – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Renah Padang Tinggi (RPT) kian mengkhawatirkan. Masyarakat Desa Sungai Ning resah, apalagi saat hujan deras melanda, karena dikhawatirkan sampah akan terbawa aliran sungai menuju permukiman mereka.
Sungai dari kawasan RPT memang melintasi Desa Sungai Ning. Warga takut terjadi banjir bandang yang membawa tumpukan sampah dari TPAS, yang dinilai sudah tidak lagi layak pakai.
Wali Kota Sungaipenuh bersama jajaran telah mengadakan dialog dengan masyarakat Desa Sungai Ning di Masjid Al-Ijtihad pada Jumat, 2 Mei 2025. Namun, pertemuan tersebut belum menghasilkan solusi konkret.
Masyarakat mendesak agar TPAS RPT ditutup karena dianggap penuh dan tidak memenuhi standar lagi. Namun, Pemkot Sungaipenuh bersikeras untuk tetap menggunakan TPAS tersebut hingga akhir Desember 2025. Warga sempat memberikan tenggat waktu hingga akhir Agustus, namun upaya mencari kesepakatan berakhir tanpa hasil.
Sebagai bentuk inisiatif, warga menawarkan lahan milik masyarakat seluas lebih dari 5 hektare di kawasan RKE untuk dijadikan lokasi TPAS baru. Sayangnya, tawaran tersebut belum mendapat tanggapan serius dari pihak pemerintah, sementara kondisi TPAS RPT semakin tidak memadai.
“Dialog kami dengan pemkot belum menemukan titik terang. Kami sudah memberi waktu empat bulan, tapi pemkot tetap meminta hingga akhir Desember. Kami bahkan menawarkan lahan di RKE untuk tempat pembuangan sampah yang baru, namun tidak direspons. Sementara ini sudah darurat. Ibarat ember, TPAS RPT itu sudah penuh. Kalau dipaksa ditambah, pasti meluap karena tak bisa lagi dipadatkan,” ujar Deki Hamdani, tokoh pemuda Desa Sungai Ning.
0 Komentar