Jakarta, Warta Satu – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jambi, Edi Purwanto, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap nasib petani di Jambi. Dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Komoditas Strategis di Senayan, ia secara tegas meminta agar Pinang dan Kayu Manis ditetapkan sebagai bagian dari komoditas strategis nasional.
Menurut Edi Purwanto, dua komoditas unggulan ini tidak hanya menjadi identitas pertanian masyarakat Jambi, tetapi juga menjadi penopang ekonomi rakyat. Ia mencontohkan Pinang Betara, yang selama ini telah terbukti menopang kehidupan ribuan petani di berbagai daerah. Begitu pula dengan kayu manis, yang menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dengan nilai jual tinggi di pasar internasional.
“Dalam pembahasan RUU Komoditas Strategis hari ini, saya meminta agar Pinang dan Kayu Manis masuk dalam kategori komoditas strategis. Tujuannya adalah untuk melindungi dan mensejahterakan petani, sekaligus memastikan adanya regulasi hilirisasi yang kuat sehingga membawa perubahan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya petani Pinang dan Kayu Manis,” tegas Edi Purwanto.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan ini menekankan pentingnya regulasi hilirisasi yang berpihak pada petani. Selama ini, petani kerap berada pada posisi yang lemah karena harga jual komoditas ditentukan pasar, tanpa ada jaminan perlindungan dari negara. Dengan masuknya Pinang dan Kayu Manis sebagai komoditas strategis, ia berharap pemerintah lebih serius membangun industri turunan agar nilai tambah tidak hanya dinikmati pihak luar, tetapi juga kembali kepada petani.
“Petani kita jangan hanya jadi penonton. Negara harus hadir dengan kebijakan yang berpihak, agar hilirisasi benar-benar berjalan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan petani Jambi maupun Indonesia,” tambahnya.
Langkah Edi Purwanto ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama petani dan pelaku usaha kecil menengah di Jambi. Mereka menilai perjuangan tersebut sejalan dengan kebutuhan daerah, di mana mayoritas masyarakat masih menggantungkan hidup dari sektor perkebunan.
0 Komentar