Sungai Penuh, Warta Satu – Polemik mahalnya harga seragam sekolah di Kota Sungai Penuh kembali mencuat dan menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, khususnya para orang tua murid. Wakil Ketua DPRD Kota Sungai Penuh, Hardizal, turut angkat bicara terkait persoalan tersebut.
Politisi dari partai PDI Perjuangan yang akrab disapa Ncu Am itu menyayangkan masih adanya praktik pembebanan biaya seragam kepada siswa secara berlebihan. Ia mengungkapkan bahwa jumlah seragam yang harus dibeli siswa kini mencapai enam jenis, belum termasuk biaya jahit dan perlengkapan tambahan lainnya.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Pemerintah sudah menginstruksikan agar pendidikan dasar menjadi prioritas dan tidak membebani masyarakat, baik di sekolah negeri maupun swasta," tegas Hardizal, Kamis (10/7/2025).
Ia menilai, kebijakan pembelian seragam dengan banyak jenis justru bertentangan dengan semangat pemerataan dan efisiensi pendidikan. Hardizal mencontohkan, pada masa lalu seragam sekolah cukup sederhana.
"Dulu cukup tiga jenis: merah-putih untuk SD, biru-putih untuk SMP, dan Pramuka di hari Jumat atau Sabtu. Sekarang malah macam-macam, padahal substansi pendidikan bukan di seragamnya," ungkapnya.
Menurutnya, inti dari pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mempersulit rakyat dengan beban ekonomi tambahan. Ia juga mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan yang telah menggratiskan seragam standar seperti merah-putih dan biru-putih, namun mengingatkan agar pihak sekolah tidak menambah beban baru.
"Kalau seragam inti sudah digratiskan, maka sekolah jangan menambah daftar seragam yang tidak perlu. Fokus saja pada standar yang ada. Ini soal keadilan dan efisiensi anggaran," jelasnya.
Di akhir pernyataannya, Hardizal meminta agar pihak sekolah, baik negeri maupun swasta, lebih bijak dan berempati terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama dalam masa pemulihan ekonomi saat ini.
"Saya berharap pihak sekolah fokus pada tiga seragam utama saja: merah-putih, biru-putih, dan Pramuka. Itu sudah cukup. Jangan memberatkan orang tua hanya karena urusan penampilan. Kita harus utamakan esensi pendidikan," pungkasnya.
0 Komentar