Ticker

6/recent/ticker-posts

Aslori, Humas PT KMH: Kompensasi Telah Sesuai Kesepakatan

Kerinci, Warta Satu – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci Batang Merangin yang berlokasi di Sungai Tanjung Merindu, Kecamatan Danau Kerinci, kembali menjadi sorotan. Warga dari dua desa terdampak—Pulau Pandan dan Karang Pandan—melayangkan protes terkait kompensasi yang dinilai belum diberikan secara merata.

Menanggapi hal tersebut, Humas PLTA Merangin Hidro, H. Aslori Ilham, menegaskan bahwa seluruh proses pemberian kompensasi telah dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama dengan masyarakat, pemerintah desa, dan tokoh adat.

“Kami tidak menentukan nilai kompensasi secara sepihak. Semua dirumuskan melalui musyawarah bersama berbagai unsur. Proses ini kami jalankan secara transparan dan profesional,” tegas Aslori dalam keterangannya kepada media, Selasa (8/7/2025).

Menurutnya, lebih dari 500 Kepala Keluarga (KK) dari kedua desa telah menerima kompensasi sesuai data kependudukan yang telah diverifikasi. Mekanisme verifikasi ini mengacu pada hasil pemutakhiran data berbasis lapangan dan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu terakhir, untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

“Kami menggunakan data sah dan terukur. Ini untuk mencegah tumpang tindih dan memastikan bahwa yang menerima benar-benar warga terdampak,” imbuhnya.

Namun, Aslori juga mengakui masih terdapat sebagian kecil masyarakat yang belum menerima kompensasi, lantaran adanya permintaan di luar nilai yang telah disepakati dalam forum musyawarah sebelumnya.

“Ada pihak-pihak yang mengajukan tuntutan di luar kesepakatan. Bahkan, situasi ini kerap dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menciptakan kegaduhan. Tentu sangat kami sesalkan,” ujarnya.

Meski demikian, pihak PLTA tetap membuka ruang dialog bagi warga yang merasa belum menerima haknya, dengan syarat dapat menunjukkan bukti administratif yang sah dan berasal dari wilayah terdampak langsung proyek.

Lebih jauh, Aslori mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas daerah demi kelancaran pembangunan proyek strategis nasional ini. Ia menekankan bahwa PLTA Kerinci bukan hanya berdampak lokal, tetapi juga menopang pasokan energi untuk tiga provinsi sekaligus.

“Ini bukan proyek biasa, tapi bagian dari upaya transisi energi bersih nasional. Dampaknya akan dirasakan jangka panjang, bukan hanya oleh Kerinci, tapi juga oleh Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan,” paparnya.

Menanggapi kekhawatiran sejumlah warga terkait menurunnya hasil tangkapan ikan akibat proyek tersebut, Aslori membantah. Menurutnya, tidak ada penurunan populasi ikan sebagaimana yang dikhawatirkan masyarakat.

“Bahkan saat pengerukan sungai dilakukan, populasi ikan justru meningkat karena aliran menjadi lancar dan tidak terjadi pendangkalan. Tidak ada fenomena ‘banjir ikan’, apalagi kepunahan,” jelasnya.

Aslori menutup keterangannya dengan mengajak seluruh masyarakat untuk berpikir jernih dan objektif dalam menyikapi dinamika pembangunan ini.

“Kami berharap masyarakat tetap menjunjung semangat gotong royong, bukan hanya demi keberhasilan proyek, tapi juga demi masa depan daerah dan generasi mendatang,” pungkasnya.


Posting Komentar

0 Komentar