Ticker

6/recent/ticker-posts

Dukung Penanganan Sampah, Dinas PMD Siap Operasikan TPS3R di 35 Desa Hingga Akhir 2025

Sungaipenuh, Warta Satu – Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di tingkat Desa menjadi salah satu ujung tombak dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah yang efektif di Kota Sungaipenuh. Dalam upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) tengah fokus untuk memastikan seluruh TPS3R yang ada di wilayah Kota Sungaipenuh dapat beroperasi secara maksimal.

Saat ini, 16 Desa telah siap mengoperasikan TPS3R yang ada di masing-masing wilayah. Meskipun sebelumnya operasional TPS3R terganggu akibat banjir dan kerusakan mesin bahkan ada yang hilang seperti di Koto Dumo, namun seluruh masalah tersebut telah berhasil diperbaiki, dan TPS3R di ke-16 Desa tersebut kini siap untuk dioperasikan kembali.

Kepala Dinas PMD Kota Sungaipenuh, Edri Penta, menyampaikan dalam wawancara dengan tim media Warta Satu bahwa optimisme akan tercapainya target pengelolaan sampah yang lebih baik di Kota Sungaipenuh sangat tinggi. "Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa pada akhir tahun 2025, 35 Desa di Kota Sungaipenuh akan mengoperasikan TPS3R," ungkap Edri Penta.

Menurutnya, selain 16 desa yang sudah beroprasi, ada 8 Desa lainnya sudah dianggarkan untuk pengadaan mesin TPS3R, di harapkan bulan Juli nanti mesin selesai terpasang dan langsung di operasikan

Penambahan Desa Pengoperasian TPS3R di Tahun 2025

Edri juga menjelaskan bahwa penambahan TPS3R tidak hanya berhenti pada 24 Desa yang sudah siap beroperasi pada bulan Juli 2025. Pada bulan Agustus nanti, akan ada 5 desa yang akan menyusul beroperasi. Ke 5 desa ini sekarang baru bikin bangunan, setelah siap bangunan akan segera di pasang mesin dan di harapkan bulan Agustus nanti sudah bisa operasi. Jadi sampai bulan Agustus nanti di harapkan ada 29 desa yang siap mengoperasikan TPS3R

"Pengoperasian TPS3R tidak berhenti sampai di 24 desa di bulan Juli nanti, akan tetapi di bulan Agustus akan ada penambahan 5 desa lagi. Ke 5 desa ini sekarang lagi membagun gedung, setelah bangun gedung, di lanjutkan pemasangan mesin, karena mesinnya sudah di beli. Di harapkan ke 5 desa ini bisa beroprasi pada bulan Agustus, sehingga total desa yang mengoperasikan TPS3R sampai bulan Agustus sebanyak 29 desa," jelas Edri Penta

Tidak berhenti sampai 29 desa, Edri Penta menambahkan, di perkirakan bulan Agustus juga, akan ada penambahan lagi 6 desa mengoperasikan TPS3R, karena ke 6 desa ini di perubahan anggaran sudah di setujui anggarannya untuk membangun gedung dan membeli peralatan mesin TPS3R, di harapkan begitu anggaran perubahan cair bisa di gunakan untuk membuat bangunan dan membeli mesin, sehingga bisa cepat di operasikan

"Tidak sebatas 29 desa yang akan siap beroperasi TPS3R, tetapi di bulan Agustus nanti juga akan menyusul 6 desa lagi yang akan membuat bangunan dan membeli mesin TPS3R, karena anggaran untuk buat bangunan dan pembelian mesin sudah di setujui di perubahan nanti, dan di perkirakan bulan Agustus anggaran perubahan sudah cair, sehingga di akhir 2025 nanti sudah beroperasi TPS3R berjumlah 35 desa,"ungkapnya

Menanggapi Isu Mengenai Ketidakberoperasian TPS3R

Edri Penta juga menanggapi tudingan yang menyebutkan bahwa selama ini TPS3R tidak beroperasi. Menurutnya, sejak di mulainya pelaksanaan TPS3R dari Pemerintahan sebelumnya, ke-16 Desa yang mengoperasikan TPS3R telah berjalan dengan baik. Namun, bencana banjir yang melanda Kota Sungaipenuh pada akhir tahun 2024 menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin TPS3R, serta hilangnya beberapa mesin, seperti yang terjadi di Desa Koto Dumo.

"Operasional TPS3R di 16 Desa sempat  tersendat akibat bencana banjir dan kerusakan lainnya, tetapi saat ini semua sudah diperbaiki dan kembali beroperasi," jelasnya.

Pembentukan Satgas Monitoring dan Evaluasi untuk Pengawasan Operasional TPS3R

Untuk memastikan pengelolaan sampah di tingkat Desa berjalan dengan optimal, Dinas PMD juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Monitoring dan Evaluasi (Monev). Satgas ini bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan operasional TPS3R yang ada di 16 Desa yang saat ini sudah beroperasi. Setiap Desa diminta untuk memberikan laporan harian mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan di TPS3R kepada Dinas PMD, guna memastikan tidak ada masalah dalam pengelolaannya.

"Satgas Monev ini akan memastikan bahwa setiap kegiatan pengelolaan sampah di 16 Desa yang beroperasi terpantau dengan baik. Kami meminta laporan setiap hari untuk memastikan operasional TPS3R berjalan sesuai dengan harapan," tegas Edri Penta.

Penganggaran oprasional TPS3R sekala desa

Untuk penganggaran skala desa, Edri Penta mengatakan "operasionalnya sudah di anggarkan dari dana desa sebanyak Rp 57 700 000 pertahun untuk satu desa. Anggaran sebanyak itu bisa di pakai untuk honor operator, pembelian bahan bakar minyak untuk mesin TPS3R, perbaikan mesin kalau ada yang rusak dan lain lain yang berkaitan dengan TPS3R, dan untuk honor operator, yang dulunya cuma Rp 1 juta, sekarang kami anggarkan naik jadi Rp 1,3 juta per orang. itu di luar honor penambil sampah yang memakai roda tiga, kalau  yang mengambil sampah pakai roda tiga honornya di ambi dari desa masing masing yanga dananya bantuan dari Provinsi," tutup Endri Penta

Dengan berbagai langkah perbaikan dan pemantauan yang dilakukan, Dinas PMD Kota Sungaipenuh berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di tingkat desa, sehingga Kota Sungaipenuh dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Posting Komentar

0 Komentar