Ticker

6/recent/ticker-posts

Oknum Mantan Kades Diduga Jual Tanah TNKS ke Bos PT CGC

Kerinci, Warta Satu – Dugaan skandal penjualan lahan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) mencuat ke publik. Tanah yang seharusnya dilindungi demi kelestarian lingkungan justru diduga diperjualbelikan oleh oknum tidak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan dugaan tindak pidana korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Sumber yang enggan di sebut namanya menyebut, ada mantan Kades desa Dusun Baru, Lempur di duga telah melakukan penjualan tanah TNKS kepada Bos PT Casavera Gemuruh Cemerlang ( CGC ), dan informasi yang di terima Warta Satu, baik mantan oknum kades maupun pembeli sudah di panggil Kejaksaan Negeri Sungai Penuh

Informasi yang diterima Warta Satu menyebutkan, seorang mantan kepala desa di Dusun Baru, Lempur, inisial M, diduga menjual lahan TNKS kepada S, bos PT Casavera Gemuruh Cemerlang (CGC). Baik mantan oknum kades maupun pihak perusahaan disebut sudah dipanggil Kejaksaan Negeri Sungai Penuh untuk memberikan klarifikasi.

“Ini bukan hanya masalah administratif, tetapi sudah masuk praktik korupsi yang merugikan negara dan masyarakat,” ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya

Dua Nama Terseret

Dalam penyelidikan awal, dua pihak diminta memberikan klarifikasi:

  • M, mantan Kepala Desa Baru Lempur, Kecamatan Gunung Raya.
  • S, pimpinan PT. Casavera Gemuruh Cemerlang (CGC).

Keterangan keduanya dinilai penting untuk menyingkap siapa saja yang terlibat dalam dugaan penjualan lahan TNKS. Mereka diminta segera mengembalikan berkas klarifikasi yang telah ditandatangani sebagai bagian dari proses hukum lanjutan.

Ancaman Serius bagi TNKS

Kasus ini menyoroti lemahnya pengawasan serta pentingnya transparansi dalam pengelolaan aset negara. TNKS yang merupakan warisan dunia dan salah satu paru-paru Sumatra, kini terancam akibat ulah oknum yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.

Implikasinya tidak hanya merusak tata kelola sumber daya alam, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat yang bergantung pada ekosistem hutan.

Publik Menanti Ketegasan Aparat

Perhatian masyarakat Kerinci kini tertuju pada aparat penegak hukum. Publik berharap penyelidikan dilakukan hingga tuntas, tanpa pandang bulu, serta menjerat semua pihak yang terbukti terlibat.

Seorang aktivis lingkungan di Kerinci menegaskan:

“Jika benar ada penyalahgunaan, maka aparat harus bertindak tegas. Ini bukan sekadar soal hukum, tetapi juga soal menjaga kepercayaan publik serta kelestarian lingkungan.”

Kini, bola panas berada di tangan penegak hukum. Pertanyaan besar pun menggantung: akankah kasus ini diusut hingga ke akar-akarnya, atau justru berhenti di tengah jalan?


Posting Komentar

0 Komentar